Maksimalkan Tumbuh Kembang Anak, Mahasiswa UNDIP Kenalkan Sensory Play untuk Latih Sensorik dan Motorik Anak Usia Dini


digdayabook.com, Desa Krobokan, Kec. Juwangi, Kab. Boyolali (9/08/2024) – Anak usia dini merupakan mereka yang berusia 0-6 tahun, sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Pasal 28 ayat 1, dengan bunyi: “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.” Rentang usia ini juga disebut sebagai golden age atau periode emas yang merujuk pada masa perkembangan anak yang terjadi dengan sangat pesat. Pada masa ini, anak perlu didukung dengan pemberian rangsangan yang mampu menstimulasi perkembangan fisik, motorik, intelektual, emosional, bahasa, hingga sosialnya.

Perkembangan motorik anak, baik motorik kasar maupun halus, menjadi salah satu hal yang perlu dipersiapkan sebelum anak memasuki usia sekolah. Kemampuan motorik anak dapat dilatih sejak dini, salah satunya dengan permainan sensori (sensory play), yaitu permainan yang dapat merangsang indra penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa, dan peraba. Tak hanya itu, permainan ini juga mampu melatih kemampuan gerak tubuh, keseimbangan, hingga kognitif anak.

Dengan kebutuhan tersebut, maka program ini dilaksanakan untuk membantu orang tua mengenal kebutuhan anak dan cara yang bisa dilakukan untuk memenuhinya. Program dilaksanakan pada hari Jumat, 9 Agustus 2024 pukul 09.00 WIB oleh mahasiswi KKN Tim II Universitas Diponegoro (UNDIP), Alfi Amalia dari Fakultas Psikologi. Terlaksana di PAUD Desa Krobokan, program ini menyasar pada ibu beserta anak usia dini dari PAUD Desa Krobokan. Program dimulai dari pemaparan materi seputar golden age dan kebutuhan anak usia dini, kemudian dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan media sensory play menggunakan alat dan bahan yang mudah ditemukan di rumah. Selanjutnya, media hasil praktik tersebut diberikan kepada anak-anak untuk dimainkan bersama.

Pengenalan tekstur menjadi salah satu tujuan permainan sensori agar anak terbiasa dengan tekstur makanan dan lingkungan di sekitarnya. Beberapa bahan, seperti tepung maizena, biji selasih, dan agar-agar, dipilih sebagai bahan utama media sensory play karena mudah ditemukan di rumah dan dapat dikreasikan menjadi berbagai macam tekstur. Selain pengenalan tekstur, kemampuan visual, persepsi, dan motorik halus anak dilatih dengan media dari kardus berupa puzzle dan mencocokkan warna menggunakan cotton bud dan stik es krim.

Program terlaksana dengan baik ditandai dengan peserta kegiatan yang mendengarkan dan memperhatikan pemaparan materi dan praktik. Dengan adanya program ini, pemahaman orang tua siswa PAUD Desa Krobokan terkait pemenuhan kebutuhan perkembangan sensorik dan motorik anak menjadi lebih baik.


Penulis: Alfi Amalia  

DPL: Ariya Jati, S.S., M.A  

Lokasi KKN: Desa Krobokan, Kec. Juwangi, Kab. Boyolali  

Ed: Mimin Aya

Posting Komentar