digdayabook.com, Klaten, 8 Agustus 2024 – Tari kreasi merupakan tari yang koreografinya terlepas dari unsur tradisional dan berasal dari pengembangan pola tari yang sudah ada. Tari kreasi yang diajarkan pada anak sudah tidak terikat aturan baku seperti halnya pada tarian tradisional. Tim II KKN Undip pada hari Senin, 15 Juli, telah melakukan riset pada satu sekolah dengan sistem wawancara kepada Kepala Sekolah SD Negeri 1 Tulung, Siti Asripah, S.Pd. Beliau menuturkan bahwa kegiatan tari sebagai pengenalan kesenian dan kebudayaan telah ada di SD Negeri 1 Tulung sejak tahun ini, yaitu 2024. Hal ini disebabkan karena adanya kebutuhan perlombaan yang tahun lalu telah diselenggarakan oleh kecamatan, untuk mengirimkan perwakilan anak sekolah dasar sebagai delegasi perlombaan. Sejak saat itu, pada tahun ini, dibukalah kegiatan wajib peminatan siswa di luar jam sekolah, atau biasa disebut sebagai ekstrakurikuler.
Pada hari Selasa, 23 Juli 2024, Mahasiswa Tim II KKN Undip Program Studi Sastra Indonesia melakukan pelatihan gerak tari dasar pertama, yang dihadiri 30 siswa SD Negeri 1 Tulung pada jam ekstrakurikuler, yaitu pukul 12.30 sampai pukul 13.30. Pada pertemuan pertama ini, mahasiswa KKN dibantu oleh guru pembimbing tari sekaligus ekstrakurikulernya, yaitu Bu Anisa dan Bu Juwarti. Materi yang diajarkan berupa ragam dasar gerak tari Jawa seperti gerakan ngrayung, ngithing, ngepel, boyo mangap, ukel, ulap-ulap, nyempurit, dan kebyok. Pada hari Kamis, 25 Juli 2024, mahasiswa KKN Undip kembali melakukan pelatihan tari di jam yang sama. Kali ini untuk sekitar 20-an anak yang khusus mengikuti ekstrakurikuler tari, terdiri atas laki-laki dan perempuan. Materi yang diajarkan yaitu gerak tari kreasi bersumber dari YouTube berjudul “Anak dan Tradisi Keluarga.” Mahasiswa mengajarkan 4 gerakan tari berulang, dengan tujuan memberikan penghafalan yang mudah menggunakan teknik hitungan, bukan iringan musik.
Minggu kedua pelatihan tari, pada hari Kamis, 30 Juli 2024, mahasiswa KKN kembali mendatangi SD Negeri 1 Tulung pada pukul 11.30 WIB untuk melanjutkan gerak tari kreasi anak “Anak dan Tradisi Keluarga.” Pada pertemuan ini, jam ekstrakurikuler berubah karena menurut kebijakan dari Kepala Sekolah, akan lebih efisien bila anak-anak mulai dari kelas 1 sampai 6 melakukan kegiatan ekstrakurikuler di tengah pembelajaran atau seusai jam istirahat, supaya mengurangi adanya anak-anak pulang dan tidak kembali lagi ke sekolah. Pertemuan ketiga ini dihadiri oleh anak-anak baru kelas 1 dan 2. Materi yang diajarkan pun berbeda, sehingga dibagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok A terdiri atas anak-anak kelas 1, 2, dan 3, sedangkan kelompok B terdiri atas anak-anak kelas 4, 5, dan 6. Untuk anak kelas 1, 2, dan 3 diajarkan gerakan tari yang bersumber dari YouTube berjudul “Meraih Bintang & Gerak Lagu.” Sedangkan untuk anak kelas 4, 5, dan 6 melanjutkan ke gerakan 5 sampai 8 untuk tari kreasi “Anak dan Tradisi Keluarga.” Kegiatan ini diakhiri dengan pembuatan pamflet di pertemuan keempat yaitu pada tanggal 8 Agustus 2024, yang kemudian ditempel di mading atau papan pengumuman sekolah sebagai bentuk branding baru. Program ini diharapkan dapat melatih dan mengembangkan bakat minat anak-anak terhadap kesenian dan kebudayaan tari, sekaligus ikut melestarikan kebudayaan di masyarakat supaya tidak luntur oleh perkembangan zaman dan modernitas di desa.
Penulis: Tirah Suprihatini
Ed: Mimin Aya
Posting Komentar