digdayabook.com, Socikangsi - Tim II Universitas Diponegoro kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengadakan sosialisasi pemberdayaan UMKM petani singkong. Kegiatan ini difokuskan pada inovasi produk gemblong singkong yang selama ini menjadi salah satu makanan khas desa, dengan harapan agar dapat dipasarkan ke pasar yang lebih luas dan meningkatkan pendapatan petani.
Sosialisasi ini dihadiri oleh para petani singkong, pelaku UMKM, serta perwakilan dari BPP terkait yang memberikan bimbingan tentang cara-cara inovatif untuk mengembangkan produk gemblong singkong. Salah satu poin utama yang disampaikan adalah pentingnya diversifikasi produk, yakni dengan menciptakan variasi rasa dan kemasan gemblong singkong agar lebih menarik bagi konsumen.
Berbagai ide inovatif muncul selama sosialisasi, seperti pengenalan gemblong singkong dengan rasa yang lebih modern, seperti cokelat, vanilla, dan stroberi, selain rasa tradisional yang selama ini dikenal. Para petani dan pelaku UMKM juga diberi pelatihan mengenai pengemasan produk yang menarik dan higienis, sehingga produk gemblong singkong dapat bersaing di pasar yang lebih luas, termasuk pasar online.
Tidak hanya itu, sektor kesehatan juga disinggung dalam workshop ini. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dikenalkan dengan penyuluhan oleh mahasiswa Kedokteran Universitas Diponegoro. Penyuluhan dimulai dengan penjelasan mengenai bahaya yang sering ditemui dalam pertanian singkong, seperti cedera akibat alat-alat tajam, paparan pestisida, dan kondisi cuaca yang ekstrem. Petani diajak untuk lebih mengenal risiko ini dan cara mencegahnya. Fokus kemudian diarahkan pada penggunaan APD yang benar, termasuk sarung tangan, masker, kacamata pelindung, dan sepatu bot. Saat demonstrasi penggunaan APD, petani menunjukkan antusiasme yang tinggi, aktif bertanya, dan sangat tertarik dengan manfaat alat pelindung tersebut dalam melindungi mereka dari cedera dan penyakit.
Selain APD, materi penyuluhan juga menyoroti pentingnya hidrasi. Petani sering kali bekerja di bawah terik matahari selama berjam-jam, yang meningkatkan risiko dehidrasi. Petani yang hadir cukup terkejut ketika mengetahui bahwa kebutuhan air mereka jauh lebih banyak dari yang mereka duga sebelumnya. Penjelasan tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan tubuh untuk mencegah kelelahan, kram otot, dan masalah kesehatan lainnya mendapat perhatian serius dari para petani. Mereka diajarkan tentang tanda-tanda awal dehidrasi dan pentingnya minum air secara teratur, terutama selama jam kerja yang panjang. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang K3 dan hidrasi, diharapkan petani singkong di wilayah ini dapat bekerja lebih aman dan sehat. Penyuluhan ini menjadi langkah awal dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, produktif, dan berkelanjutan.
Penulis: Jasmine Purwitaningrum
Ed: Mimin Aya
Posting Komentar