Pendidikan
adalah alat terhebat, pendidikan memberi orang kekuatan untuk mengendalikan
kehidupan mereka dan membangun masa depan yang sejahtera. Melalui pendidikan,
generasi muda ini dapat dibekali keterampilan dan pengetahuan untuk menghadapi
tantangan di masa depan. Hal ini berlaku pula di negara Timur Tengah.
Di
tengah pesatnya perkembangan teknologi, Timur Tengah menghadapi tantangan dalam
mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke berbagai dunia kerja. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti adanya disparitas gender, kurikulum
yang tidak relevan dengan kebutuhan industri, serta kurangnya akses pendidikan.
Banyak
negara-negara Timur Tengah yang masih mengejar ketertinggalan dalam hal
kurikulum pendidikan. Salah satu upaya untuk mengatasi tantangan tersebut
melalui reformasi pendidikan sains. Pendidikan sains yang berkualitas dapat
membekali generasi muda di Timur Tengah. Reformasi ini dapat membantu Timur
Tengah untuk bersaing di era teknologi, inovasi, keterampilan dan pengetahuan dalam
membangun masa depan yang lebih sejahtera dan damai.
Peran
Pendidikan Sains dalam Pembangunan Timur Tengah
Dalam
pembangunan Timur Tengah, memiliki beberapa peran penting yaitu dari segi
ekonomi, sosial, maupun politik.
Dari
segi ekonomi, pendidikan sains dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing
industri. Hal ini dikarenakan pendidikan sains dapat membekali generasi muda
dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan produk dan layanan
baru.
Dari segi sosial, pendidikan sains dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pendidikan sains memainkan peran fundamental dalam mendorong pembangunan sosial di Timur Tengah. Sains membuka gerbang menuju kemajuan teknologi, inovasi, dan pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia di sekitar kita. Dalam hal ini pendidikan sains dapat membantu masyarakat untuk memahami dan memanfaatkan teknologi guna meningkatkan kesejahteraan.
Dari segi politik, pendidikan sains dapat mendorong inovasi dan kreativitas. Hal ini dikarenakan pendidikan sains dapat membekali generasi muda dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah dan menghadapi tantangan baru.
Seperti
Apa Pendidikan di Timur Tengah?
Timur
Tengah memiliki wilayah dengan pendidikan yang kaya dan berlimpah, dengan
beberapa universitas terkemuka. Ini termasuk Universitas King Abdul Aziz di
Arab Saudi yang kuliahnya gratis, dan Universitas Qatar yang dihadiri banyak
mahasiswa internasional karena mata kuliahnya juga diajarkan dalam bahasa
Inggris.
Selain
keduanya, ada kampus campuran Universitas Sains dan Teknologi King Abdullah
yang menawarkan kursus seperti bioteknologi, dan Universitas Pangeran Mohammad
Bin Fahd yang mengajarkan segala macam mata pelajaran, termasuk hukum, teknik,
dan kedokteran.
Universitas-universitas
ini termasuk yang paling dihormati di Timur Tengah, namun tidak terbuka untuk
semua. Untuk dapat belajar di universitas, seseorang harus menyelesaikan
pendidikan dasar dan menengah terlebih dahulu. Di sinilah kesenjangan terjadi,
UNICEF melaporkan bahwa krisis yang sedang berlangsung di kawasan Timur Tengah
dan Afrika Utara setidaknya tiga juta anak tidak menerima pendidikan apa pun.
Hanya separuh dari mereka yang mampu tetap bersekolah mencapai standar minimum
dalam matematika, sains, dan literasi.
Ketidaksetaraan
Gender
Ketidaksetaraan gender di Timur Tengah masih menjadi isu yang kompleks dan multidimensi. Perempuan di wilayah ini masih menghadapi berbagai macam diskriminasi dan hambatan dalam berbagai aspek kehidupan diantaranya, bagi anak perempuan merupakan hal yang lumrah yaitu dipaksa keluar dari sekolah dan menikah sebelum mereka berusia 18 tahun sementara itu juga merupakan hal yang lumrah bagi beberapa anak laki-laki yang dipaksa bekerja ketika masih anak-anak dan tidak mendapatkan pendidikan. Hal ini disebabkan oleh tradisi budaya dan kemiskinan yang memaksa keluarga mengambil keputusan sulit.
Kurikulum
yang Ketinggalan Zaman
Masalah
lain yang dihadapi sistem pendidikan di Timur Tengah adalah sistem pendidikan
yang tidak relevan dengan dunia kerja. Pada tahun 2017, dua pertiga peserta
survei Pemuda Arab mengatakan bahwa mereka merasa pendidikan yang mereka terima
tidak mempersiapkan mereka untuk bekerja, juga tidak memberikan mereka
keterampilan yang mereka butuhkan untuk mendapatkan pekerjaan yang berarti
setelahnya. Banyak yang memandang sistem pendidikan sudah ketinggalan zaman dan
terlalu fokus pada ajaran tradisional. Hal ini sering membuat anak-anak tidak
memiliki pemikiran kritis, pemecahan masalah, dan keterampilan kreatif yang
dibutuhkan oleh pemberi kerja.
Artinya, meskipun anak-anak di Timur Tengah dan Afrika Utara telah menyelesaikan pendidikannya, banyak dari mereka yang tidak memiliki keterampilan di luar bidang akademis untuk mendapatkan pekerjaan. Pada tahun 2019, lebih dari 25% generasi muda (berusia 15 hingga 24 tahun) menganggur. Dampak Kurangnya Keterampilan Praktis pada Generasi Muda di Timur Tengah dan Afrika Utara diantaranya: Kurangnya Kesempatan Kerja, Kurikulum pendidikan di beberapa negara di Timur Tengah dan Afrika Utara masih belum selaras dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Hal ini menyebabkan banyak lulusan yang memiliki keterampilan yang tidak relevan dengan pekerjaan yang tersedia. Ini ada;ah salah satu angka tertinggi di dunua.
Kurikulum
pendidikan sains di Timur Tengah perlu diperbaharui agar sesuai dengan
kebutuhan industri untuk mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi dunia
kerja. Kurikulum tersebut harus mencakup materi yang relevan dengan
perkembangan teknologi, seperti robotika, komputasi kuantum, dan kecerdasan
buatan. Selain itu, juga harus mengembangkan keterampilan praktis, seperti
berpikir kritis, pemecahan masalah, dan bekerja dengan tim.
KESIMPULAN
Reformasi
pendidikan sains sangatlah penting membawa Timur Tengah di era teknologi.
Reformasi di era teknologi ini dapat membantu Timur Tengah untuk bersaing
menghadapi tantangan zaman serta membangun masa depan yang lebih baik,
sejahtera dan damai.
Posting Komentar