Dalam sebuah rintangan yang dilewati tak akan sia-sia jika berusaha. Ikhtiar dan berdoa pendamping dalam hal kesuksesan. Suatu hal yang dianggap remeh tak akan membuat hati ini merasa rendah. Hasil dalam sebuah rintangan untuk membungkam mulut jahat seseorang adalah hal yang terkadang diinginkan.
Di suatu pagi yang mungkin akan indah, seorang wanita yang sangat senang saat bergegas ke kampus, perkenalkan namanya Aruna salah satu mahasiswa di Semarang. Aruna adalah gadis yang cantik dengan mata coklat dan bulu mata lentik, alis tebal, bibir pink dan hidung yang tidak terlalu mancung. Impian yang sangat diinginkan oleh Aruna yaitu bisa menjadi mahasiswa. Dengan takdir dan usaha yang dilakukan Aruna, dia pun menjadi mahasiswa di salah satu universitas Semarang sesuai apa yang diinginkan.
Namun, semangatnya tiba tiba hilang karena saat aruna berjalan kaki menuju halte bus, ada seorang ibu ibu yang datang menghampiri, dan ternyata ternyata ibu itu adalah Bu Yanti tetangga Aruna.
“Meh menyang ngendi to, Run? Esuk esuk kok wes ayu ne pol” ucap bu Yanti sambil berjalan ke arah Aruna.
“Kulo ajeng teng halte bus, Bu. Ajeng tindak kuliah, njenengan ajeng teng pundi?” Aruna menjawabnya dengan semangat dengan harapan dapat pujian.
“Halah, Run.... Run, ngopo to cah wedok kuliah, ngentek ngentekke duit, akhire yo neng dapur” jawab Bu Yanti dengan nada yang tak suka dan pergi begitu saja.
Aruna pun menghembuskan napas panjang, sangat jauh dari ekspektasinya, walaupun tidak terlalu memikirkan kata Bu Yanti tadi, namun tetap saja tidak dapat dipungkiri bahwa ia masih memikirkan perkataannya. Tidak lama kemudian, bus yang sudah aku tunggu akhirnya datang, Aruna masuk ke dalam bus dan duduk di kursi paling belakang. Di perjalanan, ucapan yang di lontarkan Bu Yanti tadi semakin membuatnya overthinking, ia terus bertanya tanya “apakah benar yang di katakan Bu Yanti?” “apa perempuan tidak bisa jadi seseorang yang sukses?” “apa perempuan tidak boleh mengejar cita-citanya?” “apakah seorang Perempuan tidak bisa memiliki sebuah jabatan?” “apakah hanya laki laki yang bisa mendapatkan semua itu?”
Pertanyaan itu terus berputar di kepala Aruna, hingga tanpa sadar ia sudah sampai di universitasnya. Ini adalah kuliah pertamanya, jadi Aruna memilih untuk mengabaikan omongan Bu Yanti dan tetap fokus kepada tujuannya. Ia tetap semangat melanjutkan hari-hari kuliahnya.
Selama menjalani kuliah, Aruna termasuk mahasiswa yang terkenal aktif, dia mengikuti beberapa organisasi yang ada di kampus. Selain dia aktif organisasi, Aruna juga mahasiswa yang cerdas dan aktif pembelajaran di kelas. Aruna sering mengikuti ajang lomba dari Tingkat nasional dan internasional.
Banyak medali dan penghargaan yang sudah Aruna dapatkan. Dari basic dan skill yang Aruna miliki, Aruna lebih mendalami bidang jurnalis. Dia mendalami bidang jurnalis karena termotivasi Sang Idola yang sangat terkenal yaitu najwa shihab. Bahwa najwa shihab pernah berkata, “Perempuan jangan ragu menunjukkan ambisi. Tidak salah menunjukkan ambisi."
Najwa Shihab menyebutkan jika Perempuan hebat adalah mereka yang bekerja keras, punya ide berlian, berani merubah diri, dan memiliki empati. Dari situlah Aruna termotivasi untuk tetap bersemangat dalam menjalani kuliah dan tujuan cita-citanya. Bahwa mencapai sebuah kesuksesan tidak semudah seseorang membalikkan telapak tangan. Dia harus bertengkar oleh waktu, pikiran, hinaan, kritikan yang akan didapatkan. Hal hal yang entah membuat serasa putus asa selalu menghampiri. Sosok orang terdekat yang dulunya menjadi sosok yang selalu mengsupport pergi menjauh entah kemana. Masa depan yang harus di kejar untuk memenuhi kebanggaan terhadap orang tua.
Sesekali Aruna merasa putus asa, dengan cobaan yang dilaluinya. Hinaan yang dilontarkan oleh seseorang hanya karena aruna lebih unggul darinya. Sebuah ejekan yang di dapatkan namun sebuah kebangkitan juga yang di dapatkan. seorang mahasiswa dituntut untuk menjadi seorang yang dewasa dan mandiri. Menjadi mahasiswa ternyata tidak semudah yang di bayangkan Aruna dari awal, aruna harus membagi waktu untuk mengerjakan tugas dan keaktifan Aruna di luar kampus. Perjalanan Aruna tidak selalu mulus. Ada saat-saat Ketika ia meragukan dirinya sendiri, terutama saat kegagalan yang ia alami. Tantangan muncul Ketika aruna memutuskan untuk pulang kerumah saat liburan semester tiba. Saat Aruna di rumah, Aruna mendapatkan sebuah lontaran kata dari Bu Yanti untuk kedua kalinya yang membuat Aruna putus asa untuk kesekian kali.
Bu Yanti berkata “pie, Run kuliahmu? Wes dadi opo awakmu? Opo wes dadi pejabat awakmu? Opo seng iseh trimo nganggur? Anakku lo wes duwe bojo sugeh, wes duwe omah dewe, wes duwe mobil dewe neng ndi ndi orak mlaku lan orak numpak bus terus.”
“Ngapuntene nggeh bu kulo mboten sehebat putrine njenengan” jawab Aruna
“Iyolah, kuwi kan anakku, anak didikanku, orak perlu kuliah nanging tetep sugeh lan iso banggakke wong tuane,” ujar Bu Yanti.
Aruna meninggalkan Bu Yanti tanpa menghiraukan perkataannya.
Setelah liburan selesai, Aruna pun Kembali untuk melanjutkan kuliahnya, tidak seperti dulu yang selalu memikirkan kata kata hinaan dari orang lain, tetapi sekarang aruna lebih menjadikan kata kata tersebut sebagai motivasi, dan dia lebih fokus terhadap tujuan kuliahnya. Waktu terus berjalan tanpa di sadari, Aruna telah menyelesaikan kuliahnya. Aruna menjadi mahasiswa lulusan terbaik. Setelah Aruna lulus, ia mendapatkan pekerjaan yang mapan sebagai seorang jurnalis yang terkenal dan sering diundang di acara TV sehingga dapat memotivasi banyak orang. Dia sering memotivasi bahwa Perempuan berhak mempunyai tujuan, perempuan berhak mempunyai keinginan dalam meraih cita citanya, perempuan berhak sekolah tinggi walaupun pada akhirnya menjadi ibu rumah tangga dan berakhir di dapur, lalu apa salahnya? Apakah salah menjadi ibu yang cerdas? justru dengan kita berpendidikan tinggi, kita dapat melahirkan anak anak yang berkualitas karena didikannya.
Seorang perempuan tidak hanya dipandang untuk menjadi seorang ibu rumah tangga saja. Sekolah yang tinggi salah satu pilihan yang sangat bisa dimiliki oleh seorang perempuan. Kewajiban perempuan memang mengurus anak dan suami, namun perempuan juga bisa bekerja untuk membantu ekonomi rumah.
Saat orang merendahkanmu, ingatlah bahwa mereka tidak bisa menghalangi langkahmu ke arah kesuksesan. Biarkan hasil kerjamu dan dedikasimu yang berbicara, bukan kata-kata mereka yang merendahkan. Terkadang, langkah pertama menuju kesuksesan adalah dengan mengejutkan orang lain dengan kemampuan kita, bahkan ketika mereka merendahkan kita.
Posting Komentar