Laporan Fieldtrip Rumah Atsiri Indonesia Karang Anyar: Pembuatan Deodorant Spray Rosemarry dan Lemon

 



Sesuai misi Rumah Atsiri Indonesia, bagian riset dan pengembangan selalu berusaha menghadirkan kekayaan aroma Indonesia melalui berbagai macam produk turunan minyak atsiri. Berbagai produk dikembangkan adalah produk alami khusus untuk perawatan tubuh, perawatan rumah, dll.

A.    Penyebaran Tanaman Atsiri Di Indonesia

        Negara Indonesia dengan kondisi iklim tropis dan kesuburan tanah tinggi terkenal kaya akan tumbuhan berguna dengan ragam dan jumlah yang melimpah, bahkan diperkirakan terkaya kedua di dunia setelah Brazil. Keragaman hayati Indonesia banyak tersebar di pulau-pulau besar seperti Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Irian dan Sumatra. Berbagai jenis tumbuhan telah dimanfaatkan sejak berabadabad yang lalu, seperti misalnya untuk obat-obatan, rempahrempah, zat aromatik, zat warna, racun, dll (Arbain,1999). Salah satu tumbuhan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia adalah jenis tumbuhan yang menghasilkan minyak atsiri. Indonesia termasuk salah satu negara penghasil minyak atsiri utama di dunia (Anonim, 1984).  Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri meliputi sekitar 200 spesies (Ketaren, 1985), 40 spesies diantaranya terdapat di Indonesia (Rusli, 1990). Jenis minyak atsiri yang telah diproduksi dan beredar di pasar dunia saat ini mencapai 70 – 80 macam, 15 macam diantaranya berasal dari Indonesia (NAFED, 1993). Minyak atsiri mempunyai daya guna dan nilai yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari, baik ditinjau dari segi ekonomi maupun industri, antara lain sebagai bahan cita rasa (flavour), pewangi (fragrance), dan untuk obatobatan. Minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan pewangi kosmetik atau sabun dan pembuatan parfum atau produkproduk yang mengandung parfum. Minyak atsiri juga dapat menetralisir bau yang tidak enak dari bahan tertentu, misalnya seperti bau busuk pada kulit sintetik (Manitto, 1992).  Famili Lamiaceae atau disebut Labiatae merupakan salah satu famili tumbuhan yang kaya akan minyak atsiri. Rosmarinus officinalis merupakan spesies dari famili Lamiaceae dan dari genus Rosmarinus. Minyak atsiri dari Rosmarinus officinalis yang tumbuh di provinsi SiChuan, Cina telah dilaporkan mengandung 1,8-cineole, α-pinene, dan βpinene (Wang dkk, 2008). Penelitian yang dilakukan Gachkar dkk. (2007), melaporkan kandungan utama dari rosemary adalah piperitone, linalool, dan α-pinene. Sedangkan hasil penelitian dari Graber dkk (2010) menyebutkan kandungan utama dari minyak atsiri rosemary adalah β-mirsen, kampor, α-pinene, dan 1,8-cineole. Tanaman ini biasanya cocok digunakan sebagai teh maupun bahan makanan. Fungsi lainnya sebagai bahan kosmetik, khususnya digunakan pada rambut atau sebagai aromaterapi (Phil, 2006). Selain itu dapat digunakan sebagai repelent alami terhadap serangga seperti nyamuk Aedes aegypti. Repelent adalah zat yang membuat serangga tidak tertarik terhadap manusia sehingga terhindar dari gigitannya (Rutledge, 2005).

  

B.     Deodorant Spray Berbahan Atsiri

Deodorant spray Minyak atsiri adalah yang berasal dari cengkeh, nilam, sereh wangi, pala, kayu putih, akar wangi, kenanga, gurjun, jahe, jeruk purut, gaharu, kemukus, lajah gowa dan cendana diambil atsirinya dengan cara destilasi uap sedangkan masoyi, kayu manis dan lada hitam dengan destilasi uap.

Minyak atsiri atau minyak esensial merupakan senyawa yang diekstrak dari bagian tumbuhan dan diperoleh melalui proses distilasi atau penyulingan. Bagian tumbuhan yang diekstrak dapat berupa kelopak bunga, daun, kulit kayu, biji, hingga akar. Minyak atsiri dapat diperoleh dari proses penyulingan berbagai jenis tanaman dan bagian-bagiannya, seperti daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak (lipofil). Proses produksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui 3 cara, yaitu: (1) pengempaan (pressing), (2) ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction), dan (3) penyulingan (distillation). Penyulingan merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri.

 

C.     Jenis-jenis Minyak Atsiri dan  Essensial

Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada suhu kamar mudah menguap. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya.

Beberapa Jenis Minyak Atsiri

  1. Peppermint: untuk meningkatkan energi dan membantu pencernaan.
  2. Lavender: untuk menghilangkan stres.
  3. Sandalwood: untuk menenangkan saraf dan membantu fokus.
  4. Bergamot: untuk mengurangi stres dan memperbaiki kondisi kulit seperti eksim.
  5. Mawar: untuk meningkatkan mood dan mengurangi kecemasan.

Mengenal 19 Minyak Esensial 

  1. Sweet Basil (Ocimum basillicum)
  2. Basil Tulsi (Ocimum sanctum)
  3. Neem (Azadirachta indical)
  4. Neroli (Citrus aurantium)
  5. Jeruk (Citrus aurantium)
  6. Patchouli (Pogostemon patchouli)
  7. Peppermint (Mentha piperita)
  8. Mawar (Rose damascena)

 

  1. Tekhnik Pengambilan Atsiri

Minyak atsiri dari bunga dapat didapatkan melalui beberapa cara, diantaranya yang paling sering digunakan dalam industri baik di Indonesia maupun diluar negeri antara lain:

1.         Teknik Ekstraksi dengan pelarut mudah menguap

2.         Teknik Enfleurasi

3.         Hidrodestilasi

4.         Supercritical Fluid Extraction (SFE)

 

E.     Teknik Ekstraksi dengan Pelarut Mudah Menguat

Teknik ini memanfaatkan pelarut yang bersifat mudah menguap untuk memisahkan minyak dari jaringan tumbuhan. Digunakannya dikarenakan sifat dari pelarut menguap yang bertitik didih rendah sehingga mudah dipisahkan pada saat pemurnian. Pemilihan Pelarut

Ada beberapa syarat ideal menurut Guenther (1952) untuk menjadikan suatu pelarut organik menjadi pelarut pada pengambilan minyak atsiri dari bunga yang nantinya akan mempengaruhi kualitas minyak bunga yang di ekstrak yaitu

1.         Pelarut harus dapat melarutkan semua zat wangi bunga dengan cepat dan sempurna, dan sedikit mungkin melarutkan bahan lain seperti lilin, pigmen, senyawa albumin, atau dengan kata lain pelarut tersebut harus bersifat selektif.

2.         Harus memiliki titik didih cukup rendah agar dapat diuapkan dengan suhu rendah, namun juga jangan terlalu rendah, karena dikhawatirkan pada suhu ruangan akan kehilangan sebagian besar pelarut.

3.         Pelarut tidak boleh larut dalam air.

4.         Pelarut harus bersifat inert (tidak bereaksi komponen kimia dalam minyak atsiri bunga)

5.         Memiliki harga serendah mungkin dan tidak mudah terbakar.

 

F.      Teknik Infleurasi

Proses ini merupakan penyulingan minyak bunga alamiah paling kuno, yang menggunakan lemak hewan sebagai penjerab minyak atsiri bunga Lemak memiliki daya absorpsi yang tinggi sehingga jika dicampur dengan bunga, lemak akan mengabsorpsi minyak atsiri yang dihasilkan oleh bunga. Selain itu pemprosesan minyak atsiri dengan lemak akan menghasilkan rendemen yang lebih banyak daripada dengan proses ekstraksi pelarut menguap. Proses enfleurasi sampai saat ini masih digunakan dalam industri minyak atsiri di daerah Perancis dan India. Minyak atsiri yang dihasilkan dari proses enfleurasi sangat mendekati minyak bunga alamiah dan paling baik dibandingkan proses ekstraksi pelarut menguap. Walaupun telah ditemukan proses ekstraksi yang lain, namun proses enfleurasi masih memegang peranan penting dan berjalan terus hingga saat ini dan terus disempurnakan prosesnya

  1. Enfleurasi dan Defleurasi

Setelah dilakukan pemetikan bunga segar, lalu dibersihkan dari kotoran berupa daun dan tangkai. Bunga yang bersih tersebut selanjutnya ditebarkan di atas plat yang sudah dibubuhi lemak. Bunga yang basah karena embun jangan dipakai karena akan mengakibatkan oksidasi pada lemak yang nantinya mengakibatkan lemak menjadi tengik.

Bunga diganti setiap 24 jam sekali, karena setelah 24 jam biasanya bunga sudah layu dan berwarna coklat, sehingga harus diganti dengan bunga baru. Pada proses ini (defleurage) pemisahan harus dilakukan dengan hati-hati agar lemak yang ada pada kaca tidak ikut terambil yang mengakibatkan berkurangnya konsentrasi lemak dan minyak atsiri yang akan diproses.

Proses di atas diulang hingga lemak yang ada dalam chasis jenuh, dengan indikasi lemak menjadi agak keras dibanding dengan awal proses. Waktu penjenuhan bervariasi tergantung dari jenis bunga yang diproses. Untuk melati kisaran waktu 30 hari sampai 36 hari adalah waktu yang paling optimal dari beberapa penelitian.

H.    Hidrodestilasi

 

Penyulingan (distilasi) merupakan proses pemisahan komponen dapat berupa cairan atau padatan yang dibedakan berdasarkan titik didih dari masing-masing zat tersebut. Dalam industri minyak atsiri dikenal tiga macam metode penyulingan, yaitu

1.         Distilasi air (water distillation).

2.         Distilasi kukus (steam and water distillation).

3.         Distilasi uap (steam distillation).

 

I.        Dedodorant Spray

Deodoran adalah zat yang diterapkan pada tubuh untuk mencegah bau badan yang disebabkan oleh pemecahan bakteri dari keringat di ketiak, kaki, dan area lain dari tubuh. Suatu subkelompok dari pengawabau, yakni antikeringat, mempengaruhi bau serta mencegah keringat dengan mempengaruhi kelenjar keringat.

Deodorant berfungsi untuk mengontrol bau badan, tetapi tidak mengontrol produksi keringat. Sementara antiperspirant memiliki fungsi utama untuk mengontrol dan mencegah produksi keringat berlebih dalam tubuh. Deodoran spray adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk menyerap keringat, menutupi bau badan dan mengurangi bau badan yang digunakan dengan cara disemprotkan pada bagian tubuh tertentu. Kelebihan utama deodoran spray jika dibandingkan dengan deodoran bentuk lain yaitu sistem delivery deodoran spray tidak melibatkan adanya kontak antara deodoran dengan kulit pengguna sehingga higienitasnya tinggi (Klepak dan  Walkey, 2018).

Saat ini produk kecantikan dan produk deodorant banyak diteliti penggunaannya dan ditemukan dengan bahan dasar atsiri yang lebih aman dan nyaman. Salah satu contonya yaitu penggunaan Kemangi (Ocimum basilicum L.) merupakan salah satu tanaman yang banyak tersebar di Indonesia. Di Indonesia kemangi banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan, lalapan, dan sayuran pelengkap. Menurut Aluko et al. (2018) tanaman ini masuk ke dalam famili Lamiaceae, dan mengandung berbagai senyawa kimia, di antaranya fenol, saponin, alkoloida, flavonoid, tannin, dan minyak atsiri

Penelitian yang dilakukan oleh Opalchenova dan Obreskova (2015) menyatakan bahwa senyawa yang terkandung dalam minyak atsiri daun kemangi berupa linalool (54,95%), methylchavikol (11,98%), methylcinnamat (7,24%) dan linolen (0,14%). Menurut Telci et al. (2018) kandungan kimia utama minyak atsiri. 

Daun kemangi adalah linalool (56,7%60,0%) yang berpotensi sebagai antibakteri. Menurut penelitian Parahita (2017) minyak atsiri daun kemangi dapat menghambat bakteri dengan diameter zona hambat 13,7 mm pada konsentrasi 15%.

 

J.       Deodorant dari Minyak Atsiri Rosemarry

 

Rosmarinus officinalis merupakan tumbuhan herbal yang termasuk dalam famili Lamiaceae. Minyak atsiri dari bagian daun ini dihasilkan melalui metode destilasi. Rendemen yang diperoleh sebesar 0,63%. Analisis KG-SM untuk minyak atsiri Rosmarinus officinalis bagian daun menunjukkan adanya 25 senyawa penyusun. Komponen senyawa mayor penyusunnya antara lain α-pinene (22,85%), 1,8-cineole (19,50%) dan verbenone (13,51%) (Wibowo.2018)

Komposisi senyawa yang diperoleh dari ekstrak daun R. officinalis melalui analisa KG-SM ditampilkan pada Tabel 1. Komponen senyawa mayornya antara lain α-pinene (22,85%), 1,8-cineole (19,50%) dan verbenone (13,51%). Senyawa αpinene dan verbenone sebagai senyawa mayor pada rosemary juga ditemukan di Algeria (Bousbia, 2009). Di China senyawa

utamanya antara lain α-pinene, camphene, 1,8-cineole, dan camphor (Wang, 2008). Sedangkan di pulau Sardinia, senyawa utama minyak atsiri rosemary adalah α-pinene, borneol, camphene, camphor, verbenone, dan bornyl acetate (Gackhar, 2007). Senyawa mayor yang terkandung dalam rosemary dapat berbeda, yang dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu musim, letak geografis, keadaan tanah, faktor genetika , bagian tanaman, perlakuan dalam memanen dan penyimpanan (Hussain 2009). 

Minyak atsiri bukanlah senyawa murni, akan tetapi merupakan campuran berbagai senyawa organik. Sebagian komponen penyusun minyak atsiri adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen (monoterpen atau seskuiterpen), atau karbon, hidrogen, dan oksigen (monoterpen atau seskuiterpen teroksigenasi) yang tidak bersifat aromatik. Puncak 1–10 dari kromatogram minyak atsiri R.officinalis dapat dianggap suatu kelompok, yaitu monoterpen, karena memiliki waktu retensi yang hampir berdekatan dan mempunyai berat molekul atau fragmen yang sama yaitu memiliki berat molekul 154 yaitu 1,8-cineole, suatu monoterpen teroksigenasi.

Molekul dengan BM yang lebih besar tentunya mempunyai titik didih yang lebih tinggi, akan tetapi puncaknya keluar di depan, hal ini menunjukkan polaritas yang lebih rendah. Kelompok selanjutnya adalah monoterpen teroksigenasi yang ditunjukkan pada puncak 11-23. Berat molekul pada kelompok senyawa ini berkisar antara 150-196. Kelimpahan terbesar (%area) dalam komponen monoterpen teroksigenasi adalah 1,8-cineole (19,50%) dan verbenone (13,51%). Puncak no.24 adalah β-caryophyllene, yang termasuk dalam seskuiterpen dan puncak terakhir yang teridentifikasi adalah caryophyllene oksida, suatu seskuiterpen teroksigenasi. (Wibowo 2018)

 

K.    Proses Pembuatan Deodorant Spray Atsiri

 

 Bahan:

1.      Alkohol 10 ml

2.      polysorbate 1 ml

3.      Gliserin 2ml

4.      Aloevera extract 2ml

5.      Esensial oil 15 tetes bisa kombinasi varian utk menghasilkan aroma yg diinginkan

6.      Aquades 6 ml

 

Alat:

1.      Gelas Ukur

2.      Gelas Penampungan

3.      Pipet

4.      Sendok aduk

5.      Botol spray

 

Cara Membuat :

1.      Siapkan Gelas Ukur

2.      Masukan alkohol sebanyak 10 ml ke gelas ukura

3.      Masukan polysorbat 1 ml ke gelas ukur

4.      Masukan gliserin 2 ml  ke gelas ukur

5.      Masukan aloevera ekstra 2 ml

6.      Aduk seluruh bahan yang sudah dicampurkan

7.      Masukan essensial rosemary 8 ml dan lemon 7 ml

8.      Aduk hingga merata

9.      Masukan aquadest 6 ml

10.  Setelah semua tercampur pindahkan semoa bahan yang sduah dicampur ke botol spray

11.  Spray deodorant  siap digunakan.



Dok. Pembuatan Deodorant


Daftar Pustaka

 Afif, S., 2010.  Uji Daya Proteksi Minyak Atsiri Peppermint (Mentha piperita) Sebagai Repelen Terhadap Nyamuk Aedes aegypti, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

 Anonim, 1984.  Prosiding Diskusi Industri Minyak Atsiri. Departemen Perindustrian Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, BBIHP, Bogor.

 Arbain, D., 1999.  Hutan Tropis Indonesia, dari Sumber Daya Alam Tradisional ke Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Ekonomi : Studi Kasus Hutan Sumatra. Prosiding Seminar Nasional Kimia, Jurusan Kimia FMIPA – ITS, Surabaya.

Ayvaz, A., Sagdic, O., Karaborklu, S., Ozturk, I., 2008. Insecticidal activity of the essential oils from different plants against three stored-product insects. Journal of Insect Science, 10 Article 21, 1-13.

Bousbia, N., Vian, M.A., Ferhat, M.A., Peticolas, E., Meklati, B.Y., Chemat, F., 2009.  Comparison of two isolation methods for essential oil from rosemary leaves : Hydrodistillation and microwave hydrodiffusion and gravity. Food Chemistry, 114, 355-362. 

Conti, B., Canale, A., Cioni, P.L., Flamini, G., 2010.  Repellence of essential oils from tropical and Mediterranean Lamiaceae against Sitophilus zeamais. Bulletin of Insectology, 63 (2), 197-202.

Gachkar, L., Yadegari, D., Rezaei, M.B., Taghizadeh, M., Astaneh, S.A., Rasooli, I., 2007.  Chemical and biological characteristics of Cuminum cyminum and Rosmarinus officinalis essential oils. Food Chemistry, 102, 898904.

  Graber, M.F., Pérez-Correa, J.R., Verdugo, G., Del Valle, J.M., Agosin, E., 2010.  Spinning cone 

Posting Komentar