Tanaman Rosemary adalah jenis spesies
dari famili Lamiaceae dan dari genus Rosmarinus. Minyak atsiri
dari Rosemarinus officinalis mengandung 1,8- cineole, α-pinene,
dan β-pinene. Penelitian Hongwratanaworakit pada tahun 2009 menyebutkan dimana
aromaterapi rosemary dapat menghilangkan stres, depresi, lesu dan ketegangan
mental.
Pemanfaatan dari minyak esensial rosemary
salah satunya dapat digunakan dalam tindakan terapi komplementer keperawatan
sebagai aromaterapi untuk memberikan efek hospitalisasi yang positif pada usia
anak prasekolah, dimana efek lingkungan fisik di rumah sakit seperti bangunan, ruang
rawat, peralatan medis, bau-bauan khas, obat maupun pakaian petugas di rumah
sakit akan membuat anak prasekolah cemas yang dapat mengakibatkan efek
traumatik sehingga berdampak pada proses penyembuhan penyakitnya. Aromaterapi
dari rosemary memiliki pengaruh terhadap penurunan tingkat kecemasan
yang tejadi akibat hospitalisasi pada
anak usia prasekolah tersebut. Dimana teknik inhalasi minyak esensial dari rosemary
dapat meningkatkan kesadaran dan menurunkan kecemasan. Kandungan molekul bau
yang terdapat dalam minyak esensial
memberikan efek positif pada sistem saraf pusat, yaitu dapat menghambat
pengeluaran ACTH (Adreno Corticotropic Hormone) yaitu hormon yang menyebabkan
terjadinya kecemasan pada seseorang.
Kandungan zat kimia dalam minyak esensial dapat mempengaruhi aktivitas
fungsi kinerja otak melalui sistem saraf yang saling berhubungan dengan indera
penciuman. Respon ini akan merangsang peningkatan aktivitas neurotransmitter
yang berkaitan dengan pemulihan kondisi psikologis seperti perasaan, pikiran,
keinginan dan emosi (Pertiwi, Idriansari and Kusumaningrum, 2016).
Manfaat lain dari aromaterapi rosemary
sejalan dengan penelitian (Dewi dkk, 2015), dimana aromaterapi rosemary mampu
mengoptimalkan kemampuan memori jangka pendek siswa usia 10-11 tahun dengan
cara retrieval atau pengulangan kembali informasi melalui stimulus
isyarat dan stimulus panca indra. Stimulus panca indra salah satunya melalui
indra penciuman melalui bau yaitu dengan aromaterapi dari minyak rosemary yang
mampu merangsang aktivitas mental sekaligus merupakan obat yang baik untuk kelelahan
mental, depresi, serta penurunan daya ingat. Dengan menghirup minyak rosemary selain bermanfaat meningkatkan
semangat, menghirup minyak rosemary
juga sedikit mampu menghapuskan kebosanan dan akan memperbaharui energi mental.
(Puspitasari, Susmarini and Dewi, 2015).
Dalam terapi komplementer lainnya, adanya
dukungan keluarga, pijat aromaterapi rosemary dan inhalasi mampu menurunkan
kecemasan dan secara langsung akan mempengaruhi penurunan skala nyeri pada ibu
bersalin (Permatasari, 2018).
Referensi
Permatasari, R. D. (2018) ‘Pengaruh Dukungan Keluarga,
Inhalasi Dan Pijat Aromaterapi Rosemarry Pada Penurunan Kecemasan Masa
Persalinan Di Rumah Sakit Kabupaten Malang’, 15(1), pp. 37–45.
Pertiwi, A., Idriansari, A. and
Kusumaningrum, A. (2016) ‘Pengaruh Aroaterapi Rosemarry (Rosmarinus
officinalis) Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada
Anak Usia Prasekolah’, Keperawatan Sriwijaya, 3(1), pp. 65–71.
Puspitasari, A. D., Susmarini, D.
and Dewi, D. (2015) ‘Pengaruh Aromaterapi Rosemary (Rosmarinus officinalis)
terhadap Peningkatan Memori Jangka Pendek Siswa Kelas V (10-11 Tahun) di SDN
Growok I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro’, Majalah Kesehatan FKUB,
2(3), pp. 144–151.
Posting Komentar