Prof. H. Muhammad Amien
Rais, M.A., Ph.D. lahir di Surakarta 26 April 1944 adalah politikus Indonesia
yang saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Syuro Partai Ummat sejak awal
dideklarasikan pada tanggal 29 April 2021. Amien Rais adalah salah satu tokoh
membidani lahirnya reformasi di pemerintahan Orde Baru dan ICMI (Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia) Sejak di bangku kuliah Amien Rais sudah aktif di
berbagai organisasi kemahasiswaan, seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Yogyakarta. Beliau adalah tokoh yang vokal
menyerukan pendapat dan mengkritik pemerintahan Orde Baru yang saat itu masih
berkuasa. Ketika kondisi perekonomian Indonesia semakin lemah, Amien Rais
termasuk tokoh nasional yang menyerukan reformasi total dalam pemerintahan dan
menuntut lengsernya presiden Soeharto.
Pada Muktamar ke-40 di
Banda Aceh, Amien Rais tepilih sebagai Ketua Pusat Muhammadiyah, periode
1995-2000. Namun, pasca tumbangnya rezim Orde Baru, pada tahun 1998, Amien Rais
bersama tokoh tokoh bangsa lainnya menggagas Reformasi. Merasa perjuangan belum
usai maka Amien Rais memilih untuk mendirikan partai politik sebagai wadah
perjuangan kebangsaannya. Karena di dalam persyarikatan Muhammadiyah melarang
adanya rangkap jabatan apalagi partai politik, Amien Rais meletakkan jabatanya
sebagai ketua pada bulan Agustus 1998 di
hadapan para ketua pimpinan wilayah Muhammadiyah tingkat provinsi se-Indonesia,
Di tahun 1998, Amien
Rais mendirikan Partai Amanat Nasional (PAN), partai yang membawa aspirasi
perjuangan Muhammadiyah untuk negara dan menjadi ketua umum dan pada tahun
1999-2004 menjabat sebagai ketua Majelis
Permusyawaratan Rakyat Indonesia. Gagasan Amien Rais memberikan pengaruh yang
besar di politik nasional dan kestabilan negara, salah satunya adalah dengan
membentuk Poros Tengah saat persaingan politik nasional sedang memanas
memperebutkan kursi kepresidenan setelah BJ Habibie.
Atas manuver-manuver
politiknya untuk bangsa Indonesia, Amien Rais disebut-sebut sebagai Bapak
Bangsa. Setelah pemilu tahun 2004, Amien Rais memutuskan untuk kembali menjadi
akademisi di kampus, dan tetap bergiat di Muhammadiyah dan partainya, PAN.
Sistem
Pemerintahan Menurut Amien Rais
Pandangan Amien Rais
tentang Pemerintahan yang didirikan dengan bimbingan Islam (Syari’ah Islamiyah) mempunyai tujuan
yaitu menjamin tegaknya keyakinan (ad-din)
dan menjamin terpenuhinya kepentingan rakyat. Kedua tujuan ini bukanlah tujuan
akhir, melainkan tujuan antara untuk mencapai kebahagiaan (falah) di akhirat. Tujuan pertama dicapai lewat prinsip-prinsip
legislatif, yang meletakan aturan-aturan universal yang dapat mencakup berbagai
kasus secara luas.
Pemerintahan yang
berdasarkan prinsip-prinsip Islam yang demokratis menurut Amin Rais mencirikan
lima hal
Pertama, pemerintahan
harus berlandaskan keadilan, kesetaran didepan hukum serta keadilan sosial dan
ekonomi. Keadilan adalah merupakan nilai yang penting dalam hukum Islam.
Kedua, sistem politik
harus dilandasan pada prinsip syura dan musyawarah yang berati para pemimpin
politik hanyalah abdi rakyat dan harus di pilih oleh rakyat dalam pemilihan
yang bebas.
Ketiga, terdapat
prinsip kesetaraan, Islam tidak
membedakan orang atas dasar gender, etnik, warna kulit, atau latar belakang
sejarah, sosial atau ekonomi, dan lain-lain. Islam mengajarkan hidup
berdampingan secara damai dengan non-Muslim.
Keempat, kebebasan
berpikir, beragama, berbicara, hak mendapat pendidikan dan pekerjaaan, hak
untuk hidup dalam kebebasan dan
keamanan, kebebasan mengadakan gerakan, dan sebagainya. Kebebasan
dasarnya adalah kebebasan berpikir dan hak untuk memilih, yang bersifat
mendasar dalam Islam.
Kelima, pemimpin
bertanggungjawab kepada rakyat atas kebijakannya Pemerintah yang mencerminkan
moral Islam harus bertindak berdasarkan nilai-nilai keadilan. Yaitu berlaku adil terhadap seluruh komponen
masyarakat.
Kepemimpinan dalam
pandangan Al-Quran bukan sekadar kontrak sosial, antara pemimpin dengan
rakyatnya, namun merupakan perjanjian antara pemimpin dengan Allah SWT yang
dipertanggungjawabkan di dunia dan akhirat. Pemimpin yang menyesatkan rakyat
adalah tipe pemimpin yang paling dikhawatirkan Rasulullah SAW. Seperti sabda
beliau yang di riwayatkan oleh Ahmad: “Selain Dajjal, ada yang lebih aku takuti
atas umatku; yaitu para pemimpin yang sesat.”. Keberkahan bagi pemimpin dan
yang dipimpin punya dimensi kepuasan spiritual
yang tidak bisa diukur oleh material. Kepimpinan yang amanah merupakan
tonggak untuk perjuangan dalam menegakkan keadilan dan kebenaran. Seperti
yang dilakukan oleh Amien Rais berani melawan arus untuk meluruskan kemungkaran
demi kemaslahatan rakyat Indonesia.
Di dalam kepemimpinan
Amien Rais terdapat:
·
Penggunakan pola kepemimpinan karismatis
dan transformatif sehingga cenderung tidak terjadi perpecahan di tubuh
Muhammadiyah dalam menyikapi perubahan kepemimpinan nasional.
·
Perubahan Perilaku politik Muhammadiyah
dari yang awalnya hanya mengurus sosial agama menjadi High Politics karena Amien Rais yang karismatik dan juga disebabkan
tuntutan zaman yang waktu itu bahwa persoalan keumatan juga tergantung dari
kebijakan politiknya.
Penulis : Samsul Arif
Prianto, S.Kep.,Ns.
Advisor : Fitri
Arofiati, S.Kep.,Ns.,MAN.,Ph.D
Posting Komentar