Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia (PMII) Komisariat UIN Walisongo Semarang melakukan demonstrasi
di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jum’at 8 April 2022.
Aksi tersebut diawali
dengan long march dari kampus 3 UIN
Walisongo menuju kantor gubernur Jawa Tengah. Ketika mendekati Simpang Lima,
massa aksi turun dan mendorong motornya sampai ke depan Kantor Gubernuran
sebagai simbol kelangkaan dan kenaikan harga BBM.
Awalnya aksi tersebut
berjalan dengan lancar, beberapa orator menyampaikan orasinya. Saat massa aksi
meminta audiensi dengan Ketua DPRD Jawa Tengah, hal itu ditolak dengan alasan tidak
adanya surat pemberitahuan.
“Kami sudah mengirim
surat itu kemarin, dan kami juga punya bukti tanda terimanya,” ucap Mun’im,
Koordinator Aksi saat diwawancarai kru Digdaya.
Merasa tidak ada
ikhtiar baik dari pemerintah untuk berdialog dengan massa aksi secara terbuka,
akhirnya massa aksi memutuskan untuk merengsek masuk ke dalam halaman Kantor
Gubernuran, tapi tidak berhasil karena ada ratusan polisi yang menjada gerbang
tersebut.
Tidak berselang lama,
terjadi bentrok antara massa aksi dengan aparat kepolisian. Saat itulah terjadi
represifitas yang memakan korban dari pihak mahasiswa.
“Ada beberapa mahasiswa
yang direpresi oleh aparat. Salah satunya, bernama Awan, mahasiswa Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang mengalami luka memar di bagian pinggang dan
lengan,” ungkap Tomi, salah seorang kawan dari korban.
Lebih lanjut Mun’im menuturkan bahwa jumlah korban
yang direpresi aparat ada 6 orang.
“Kurang lebih sekitar 6 mahasiswa yang direpresi oleh aparat, ada yang ditendang, disikut, dipukul
dengan pentungan, hingga dikeroyok oleh beberapa aparat. Hal ini sangat
disayangkan, mengingat tugas aparat itu untuk mengayomi, bukan menindas. Kami
mengutuk keras perilaku tidak terpuji dari aparat dan meminta pada pihak yang
berwenang untuk mengusutnya,” tegas mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum
tersebut.
Posting Komentar