Konsep Dasar Kepemimpinan Islam
Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan seseorang mempengaruhi orang
lain sehingga mereka bisa dengan penuh semangat
berusaha mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Kepemimpinan dalam Islam
merupakan sebuah proses dalam mempengaruhi orang lain dengan memberikan contoh
dan keteladanan seorang pemimpin yang dapat dilihat dari sikap dan perilaku
seorang pemimpin. Konsep pemimpin dalam Islam atau selanjutnya disebut
kepemimpinan Islam merupakan model kepemimpinan yang memiliki nilai-nilai yang berlandaskan
pada sumber Al- Quran dan As-Sunnah
atas praktik Rasullullah.
Kepemimpinan sebenarnya bukan sesuatu hal yang mesti menyenangkan,
tetapi lebih merupakan sebuah tanggungjawab sekaligus amanah yang amat berat
yang harus diemban dengan sebaik-baiknya.
Allah berfirman dalam QS al-Mu’minun Ayat 8-9 :
Dan orang-orang yang memelihara amanah (yang diembankannya) dan janji mereka, dan orang-orang yang memelihara sholatnya, mereka itulah yang akan mewarisi surga firdaus, mereka akan kekal didalamnya.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang berpegang pada nilai-nilai
moral, etika yang bersumber pada ajaran agama yang dianutnya. Agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan sempurna maka ia harus memiliki pedoman atau
konsep-konsep yang jelas dalam menjalankan kepemimpinannya.
Prinsip- Prinsip Kepemimpinan Dalam Islam
Al-Qur'an dan As-sunnah dalam permasalahan ini telah mengisyaratkan beberapa prinsip pokok dan tata nilai yang berkaitan dengan kepemimpinan. Prinsip-prinsip atau nilai-nilai tersebut antara lain:
a. Prinsip Tauhid
Tauhid merupakan dasar utama pemimpin Islam dalam menjalankan kepemimpinan Islam. Tauhid merupakan hal yang sangat penting dijadikan landasan bagi seorang pemimpin sebagai sebuah prinsip yang kokoh dalam melaksanakan kepemimpinannya. Dalam Al-Qur'an sendiri yang berkaitan dengan prinsip tauhid dapat ditemukan dalam surat An-Nisa ayat 48, Ali imron ayat 64 dan surat Al-Ikhlas.
b. Prinsip Musyawarah
Musyawarah merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mencapai keputusan bersama atas suatu permasalahan. Hal ini sebagaimana terdapat pada terjemahan surat Ali-Imran ayat 158:
"Bermusyawarahlah kamu (Muhammad) dengan mereka dalam urusan tertentu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, bertawakkalah kepada Allah Swt. Sesungguhnya Allah Swt mencintai orang- orang yang bertawakkal kepada-Nya".
c. Prinsip Kebebasan Berpikir
Pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu memberikan ruang dan mengundang anggota kelompok untuk mampu mengemukakan kritiknya secara konstruktif. Mereka diberikan kebebasan untuk mengeluarkan pendapat atau keberatan mereka dengan bebas, serta harus dapat memberikan jawaban atas setiap usulan yang mereka ajukan.
d. Prinsip Adil
Pemimpin sepatutnya mampu memperlakukan semua orang secara adil, tidak berat sebelah dan tidak memihak.
Disebutkan dalam Al-Quran Surat An-Nisa ayat 135 yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu para penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap kedua orang tua dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (untuk kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan untuk menjadi saksi, maka ketahuilah bahwa Allah Maha teliti terhadap segala sesuatu yang kamu kerjakan.”
Kepemimpinan Islam Dalam Manajemen Perencanaan
Dalam Al-Qur’an telah disebutkan mengenai perencanaan, yaitu Al-Qur’an Surat al-Anfâl ayat 60:
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).
Kata “siapkanlah” mempunyai makna bahwa hendaknya seorang pemimpin
menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan organisasinya, dalam hal ini
yang dimaksud adalah membuat perencanaan. Perencanaan mempunyai arti bahwa
memikirkan serta menyusun apa saja yang akan dikerjakan berdasarkan apa yang
dimiliki. Perencanaan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menentukan
tujuan dari sebuah organisasi serta menentukan cara terbaik untuk mencapai
tujuan tersebut. Untuk itu prinsip kepemimpinan musyawarah diperlukan dalam hal
ini. Dimana pimpinan melibatkan setiap anggotanya untuk dapat menyampaikan
gagasan atau ide ataupun pendapat, sehingga perencanaan yang disusun akan lebih
mudah diimplementasikan karena setiap anggota mempunyai tanggung jawab atas
hasil musyawarah.
Pengorganisasian
Pengorganisasian dilakukan untuk membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Struktur organisasi yang merupakan Sunnatullah dan struktur yang berbeda-beda itu merupakan ujian dari Allah. Adanya struktur dan stratifikasi dalam islam dijelaskan seperti yang disebutkan dalam Al Qur’an QS. Al-An’am; 165:
Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas (karunia) yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberi hukuman dan sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Seorang muslim yang bertauhid ketika berorganisasi, ia selalu mendasarkan pada perintah Allah bahwa sesungguhnya kaum muslimin harus tetap bekerja sama sebagaimana dikemukakan dalam firman Allah. QS. Ali-Imran ayat 103:
Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.
Pengarahan
Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha-usaha organisasi. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
dapat mengarahkan bawahannya pada kebaikan. Sesuai dengan firman Allah QS.
An-Nahl: 125 yang memerintahkan agar manusia senantiasa saling mengingatkan
agar berbuat kebaikan dan bekerja dengan benar.
Evaluasi
Pengevaluasian adalah proses pengawasan dan pengendalian performa
perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan. Sebagaimana diriwayatkan dalam QS. Alam-Nasyrah: 6-8
yang memerintahkan agar senantiasa bersungguh-sungguh dalam bekerja dan berdo’a
kepada Allah. Salah satu bentuk kesungguhan dalam bekerja pada seorang pemimpin
adalah melakukan evaluasi terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan
organisasinya, dengan tujuan mengetahui bagaimana hasil kerja yang kita
peroleh.
Dari penjelasan-penjelasan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
sudah ada ayat-ayat Al-Qur’an yang membahas mengenai bagaimana proses
kepemimpinan yang semestinya dan juga membahas kemampuan manajerial yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin. Untuk itu kita sebagai seorang ummat muslim hendaknya
selalu menjadikan Al-Qur’an dan As-sunnah
sebagai landasan dalam menjalankan proses kepemimpinan.
Penulis: Dyah Sriwigati, S.Kp., Ns.
Advisor : Erna Rochmawati, S.Kp., Ns., MNSc., M. Med. Ed., Ph. D.
Posting Komentar