Sejarah
bangsa Indonesia mengajarkan banyak makna di dalamnya. Berbagai macam
pertempuran terjadi hampir di seluruh pelosok Nusantara. Penyusunan strategi, metode,
model, taktik dan teknik turut kemas dengan rapi oleh para pahlawan. Mereka
rela mengorbankan segalanya untuk melihat bangsa tercinta merdeka dari
penguasaan para penjajah. Namun, tidak banyak yang tahu dari sekian banyak
pahlawan kemerdekaan nama-namanya kini seakan tertelan seiring dengan
perkembangan zaman.
Era
globalisasi kini berkembang dengan sangat cepat dan deras hingga seakan
menuntup ingatan para generasi muda Indonesia akan jasa-jasa para pahlawan. Hal
tersebut dapat dibuktikan ketika secara langsung menenui anak-anak Indonesia
yang hidup di zaman milenial ini justru sedikit ingatnnya akan peran perjuangan
para pahlawan, tempat-tempat bersejarah bagi kemerdekaan negara Indoensia,
apalagi peran setiap pahlawan-pahlawan tersebut. Justru yang dihafal saat ini
adalah para artis-artis barat yang setiap harinya diakses melalui media-media
sosial yang ada.
Padahal
dengan kemudahan yang tersedia saat ini juga turut memberikan peluang lebar
bagi para generassi milenial untuk belajar sejarah dari sumber-sumber yang
dinginkan. Pencarian berita atau sejarah kemerdekaan Indonesia dapat ditemukan
hanya dalam hitungan detik. Namun, akibat tergerus oleh dampak negatif di zaman
globalisasi ini rasa memiliki dan bangga akan perjuangan para pahlawan terdahulu
kian mengalami penurunan. Generasi saat ini lemah akan ingatan kolektif.
Ingatan
kolektif merupakan gabungan ingatan atau
kesadaran sekelompok masyarakat di masa lampau yang hidup kembali pada masa
kini untuk dimaknai sekaligus menjadi cerminan kehidupan bersama. Berdasarkan
pengertian di atas maka sangat penting melakukan revitalisasi ingatan kolektif
bagi pemuda di Indonesia. Mengapa harus pemuda?. Apakah para generasi terdahulu
tidak perlu untuk melakukan revitalisasi ingatan? Jawabannya tentu sangat
perlu.
Alasan mengapa terfokus pembahasan pada generasi
mudanya sebab para pemudalah yang akan menjadi pemimpin di masa depan bagi
setiap daerah di Indonesia dan tidak terkecuali pemimpin bagi negara Indonesia.
Apabila sejak dini para genersi muda tidak memiiliki ingatan kolektif yang kuat
maka dapat mengancam keutuhan marwah bangsa Indonesia. Penting agar jati diri
bangsa Indonesia ini terjaga kesuciannya, dalam artian sejarah telah dibelokkan
atau bahkan dihapuskan.
Apabila sejarah sampai dibelokkan atau dihapus,
maka anak cucu bangsa Indonesia akan terlahir dan terbentuk dengan tidak
memiliki rasa memiliki akan negara Indonesia. Terbentuknya pribadi yang
individualis, acuh tak acuh dan mudah terkecoh dengan perkembangan bangsa lain
yang justru mengahwatirkan bagi bangsa diri sendiri khususnya, dan masyarakat
serta negara Indoensia para umumnya.
Kondisi inilah yang nampaknya sedang dikiritisi
oleh para pemerintah dan pemerhati bagi para pemuda Indonesia, sehingga tema
besar dalam peringatan hari pahlawan tahun 2021 ini adalah pahlawan
Inspirasiku.
Dilansir dari kemensos.go.id (26/10/2021) pahlawaku
inspirasiku mrupakan tema hari pahlawan tahun 2021. Tema ini diangkat tentu
dengan sebab dan makna. Pemilihan tema tersebut yakni agar masyarakat dalam
meneladani semangat para pahlawan dan sesuai dengan potensi dan profesi
masing-masing dalam mempertahankan bangsa Indonesia. Maka dangat revitaslisasi
ingatan kolektif merupakan sebuah tindakan yang harus dibumikan di negara
Indonesia.
Lalu, diberitakan melalui Kompas.com (1/11/2021)
dalam rangka memperingati hari pahlawan tahun 2021 bahwa salah satu makna dan
filosofi logo dari dari pahlawan tahun 2021 ini adalah buku. Buku merupakan
jendela dunia, dengan buku maka seseorang dapat melalang buana mengetahui
informasi dunia, ilmu-ilmu yang telah berkembang dan tidak terkecuali sejarah bangsa
Indoensia. Namun, mirisnya kedaan yang terjadi sat ini pada generasi mudanya
adalah krisis minat baca, khusunya membaca buku. Padahal dengan membaca buku
adalah salah satu kebiasaan yang senantiasa dilakukan oleh para pahlawan
kemerdekaan.
Beberapa nama para pahlawan yang terkenal
gemarnya membaca buku diantarnya Ir. Soekarno, R.A Kartini, Moh. Hatta, B.J.
Habibie dan K.H. Abdurahman Wahid. Tokoh-tokoh tersebut merupakan tokoh-tokoh
terkenal yang jasa dan pemikirannya mempunyai pengaruh besar bagi bangsa
Indonesia. Namun, bagaimana dengan kondisi generasi muda bangsa Indonesia yang
dapat dikatakan bahwa cenderung semakin jauh dengan buku. Walaupun buku kini
juga bertransfomassi ke bentuk digital, tetapi minat baca buku para generasi
muda bangsa Indoensia tergolong rendah.
Kompas.com (23/6/2020), UNESCO menyatakan bahwa
Indonesia tergolong negara yang rendah minat baca buku dari 61 negara yang
dilakukan penelitian. Berdasarkan hal tersebut maka di dalam memaknai hari
pahlawan tahun 2021 para generasi muda harus melakukan perbaikan dan berjuang
meyelaraskan zaman. Lalu, apabila dikaitkan dengan pemaparan di atas tentang
ingatan kolektif maka dengan meningkatkan minat baca merupakan cara untuk mewujudkannyaa.
Selain kembali memahami bahwa membaca adalah perintah dari Allah secara
langsung memlaui firmannya yang eprtama kali turun di muka bumi yakni surah Al-Alaq
ayat 1-5, di dalam ayat tersebut yang tersebut
diterangkan bahwa manusia itu diperintahkan untuk membaca agar dapat mengetahui
kondisi terkini dalam mengatasi masalah yang muncul. Dengan demikian. membaca
buku acara kebiasaan yang harus dibumikan sejak dini bagi generasi muda bangsa Indonesia
dalam menjaga bumi nusantara.
Waullohu’alam Bishhowab.
Oleh: Yulia Mayasari (Peneliti pada Islamic Research Center Jawa Tengah)
Posting Komentar