Terima
kasih
Pernah bersedia bersama
Meski akhirnya aku menyadari
Kamu datang tidak untuk selamanya
Terima kasih, Kekasih
Terima kasih untuk semua hal yang pernah kita jaga
Terima kasih untuk luka yang berakhir perih
Tak ada lagi senja yang indah
Tak ada lagi hujan cinta tanpa kita
Semua terasa biasa saja
Tanpamu, aku akan tetap berjuang seperti semula.
Pandemi
Banyak hal yang hilang karenanya
Seragam kebesaranku hanya terpajang rapi di museum
lemari
Buku-buku berjejer di rak dengan rapi
Sepatu baru tak mengkilap lagi.
Lebih parahnya….
Kita dipaksa sehat di negeri yang sakit
Tak sedikit yang menganggap itu hanyalah konspirasi
semata
Jeritan orang-orang yang lapar
Tangisan anak-anak kecil
Keluhan bapak-ibu mereka
Sebagian orang mulai berfikir untuk turun
meminta-minta di persimpangan jalan.
Sebagian yang lain dengan asyik memakan hak
sesamanya.
Peraturan hanya berganti nama, enggan menanggung
laparnya.
Pemerintah seolah tak mendengar
Menganggap itu hanyalah angin lalu
Dan kita hanya bisa terdiam,
Dan tak punya daya melawan.
Senyum
yang Hilang
Kau dan aku tak bisa bertemu
Dipisahkan oleh jarak dan waktu
Dipisahkan oleh wabah penyakit yang tak menentu
Aku berharap semua penghalang ini segera sirna
Awan hitam berganti putih seperti sedia kala
Pelangi dengan senang hati menampakkan dirinya
Di Negeri tempat kita meng-ada.
Dan aku? ingin kembali melihat senyummu
Dalam kesunyian yang nyata.
Joss... Terus berkaya
BalasHapusTerus berkaya.
BalasHapusProud of you, Siti...
MashaAllah...
HapusMaksih dukungannya buk 💗
Asah,Asih,Asuh ...
BalasHapusTetap berd'oa kepada yang maha kuasa agar senantiasa di berikan kesehatan...Btw bagus puisinya����
BalasHapus
HapusMaksih dukungannya akull💗